Muaro Jambi – Universitas Jambi kembali di hebohkan dengan pemilihan Umum Raya (PEMIRA) FKIP yang masih digantung dengan ketidakjelasan oleh ketua KPU FKIP dari sabtu (12/9) sampai hari ini.
Pasalnya pimpinan penyelengara atau ketua KPUM FKIP UNJA menolak hasil kemenangan yang di peroleh oleh pasangan nomor urut 2.
Tentu sebagian besar mahasiswa di FKIP bahkan UNJA bertanya dengan apa yang terjadi. Salah satu kabar yang beredar adalah ketidaknetralan ketua KPU dan beberapa komisioner.
Ketidaknetralan itu terlihat pada ketua KPU yang secara sepihak disisa 15 menit sebelum penutupan voting, langsung menghentikan PEMIRA. selain itu Muammar langsung menghilang tanpa kejelasan.
“Tentu sangat aneh, saya melihat adanya ketidaknetralan ketua KPU ditambah lagi dia tidak bermusyawarah dengan para komisioner KPU serta tidak berkoordinasi dengan ketua BAWASLU.” Ucap Ulil Abror selaku ketua Himpunan Mahasiswa PBA.
Gelagat tidak beres ini pun berlanjut dengan adanya press rilis yang tanda tangani oleh Wakil Ketua BAWASLU dan Sekretaris BAWASLU. Padahal ketua BAWASLU masih berada di kampus sampai pukul 10 malam.
“Terlebih lagi adanya press rilis yang dikeluarkan oleh Hadi dan Gia. Surat tersebut dikeluarkan hanya berdasarkan asumsi dan tidak adanya bukti laporan dari Elvida hanya surat laporan. padahal Elvida dihari pemilihan masih di Kab. Kerinci” lanjutnya.
Lebih lanjut Ulil juga prihatin dengan munculnya MANTAN Presiden Mahasiswa UNJA yang menyalahkan Rektor.
“Yang lucu saat ini, ada para mantan aktivis yang turut menyalahkan rektor. Apakah benar-benar menyalahkan atau karena kalah dalam ‘pertandingan’ jadi harus turun gunung sambil menembak sana-sini” ucapnya.
Ia berharap kedepannya haruslah legowo kepada siapa saja yang didukung baik menang ataupun kalah.
“Semoga kedepan ketika berkompetisi harus ada mental untuk kalah, bukan mikir menang saja. kalau begini mereka-mereka yang sibuk menyalahkan, akan dicap kambing hitam karena mengebiri demokrasi kampus yang seharusnya berjalan.” tutupnya (*)