TANJAB BARAT – Beberapa orang masyarakat Desa Tanah Tumbuh, Kecamatan Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, suarakan keresahan tentang ketidak transparan kepala desa dalam mengelola keuangan desa.
Menurut sumber, keuangan desa diduga menjadi arena penyelewengan yang sangat memprihatinkan.
“Pengelolaan keuangan desa yang tidak transparan dan tidak melibatkan masyarakat serta perangkat desa dalam proses pengambilan keputusan telah memicu kecurigaan adanya itikad jahat dari Kepala Desa” ujar Sumber ke awak media. Pada Senin lalu
Menurut sumber, dari sumber internal desa juga pernah mengatakan, bahwa terdapat mark up anggaran dalam penyusunan RAB (Rencana Anggaran Biaya) untuk pembangunan desa.
“Barang-barang yang dibutuhkan dalam pembangunan tidak sesuai dengan realitas sebenarnya, sehingga mutu, kualitas, dan kuantitas barang yang digunakan jauh dari standar. Contohnya, jika RAB menyebutkan kebutuhan semen sebanyak 100 sak, namun yang digunakan hanya 60 sak. Selain itu, harga satuan barang yang tercantum dalam RAB juga terlalu tinggi dibandingkan dengan harga pasar” paparnya
Bahkan kami pernah mendengar Staf desa bercerita, katanya menambahkan, bahwa Kades memonopoli pengelolaan keuangan desa, termasuk penarikan uang di bank, belanja barang, dan pembayaran gaji pekerja. Hal ini membuat perangkat desa lainnya tidak mengetahui detail keuangan desa.
Warga dan tokoh masyarakat Desa Tanah Tumbuh menuntut agar aparat penegak hukum melakukan audit terhadap keuangan desa dan SPJ (Surat Pertanggungjawaban) yang telah dilaporkan. Mereka menduga bahwa laporan keuangan desa tidak sesuai dengan kenyataan dan terindikasi memperkaya diri sendiri.
Sementara itu kades Efendi saat dikonfirmasi via WhatsApp tidak menjawab pertanyaan awak media, malah kades memblokir no WhatsApp media ini.
Sikap kades memblokir nomor WhatsApp Jurnalis menimbulkan pertanyaan besar, apakah kepala desa bermaksud menghindar dari pertanyaan jurnalis? Atau ocehan warga benar-benar dilakukan oleh kepala desa sehingga kades tidak bisa menjawab pertanyaan jurnalis hingga mengambil keputusan dengan memblokir nomor WhatsApp Jurnalis ?