Oleh: Heni Anggraini Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Jambi
OPINI – Tudung lingkup merupakan tradisi perempuan Sebrang Kota Jambi. Tudung lingkup merupakan kain yang menutupi kepala hingga wajah, bahkan sebagian masyarakat Sebrang Kota Jambi menyebutnya sebagai bekerobong.
Tradisi tudung lingkup sudah ada di Kampung Tengah, Pelayangan, Kota Jambi sejak ratusan tahun lalu. Tradisi ini mengharuskan perempuan keluar rumah mengenakan kain untuk menutup kepala dan wajah, hingga memperlihatkan mata saja.
Tudung lingkup dahulunya digunakan oleh perempuan setempat saat keluar rumah, pergi ke sungai batang hari ataupun ke acara hajatan lainnya. Tudung lingkup digunakan oleh ibu-ibu dab para gadis yang ada di desa agar tidak mengundang niatan buruk dari siapa pun yang melihatnya.
Dalam rangka melestarikan dan memperkenalkan tradisi tudung lingkup, pada tanggal 28 Agustus 2022 Pemerintah Daerah Provinsi Jambi yang di dukung oleh Kemendikbutristek menyelenggarakan festival tudung lingkup. Festival ini bertujuan untuk mengembalikan ingatan kolektif di masa lalu dan untuk memperkenalkan tradisi kepada kaum muda. Festival tudung lingkup ini diikuti oleh 1.000 ibu-ibu dari seluruh Kecamatan yang ada di Sebrang Kota Jambi.
Wakil Wali Kota Jambi, Maulana mengatakan festival tudung lingkup merupakan kearifan lokal Sebrang Kota Jambi yang hingga kini masih terjaga kelestariannya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jambi Mariani Yanti mengatakan, festival tudung lingkup pertama kalinya di gelar.
“Kita mengangkat kearifan lokal tradisi tudung lingkup yang sudah lama ada di Sebrang Kota Jambi, karena kemajuan zaman tradisi tersebut lama-lama tergerus karena itu kita ingin mengangkatnya kembali,” Ujarnya.
Melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jambi Pemerintah Kota Jambi berencana akan menggelar festival tudung lingkup setiap tahunnya dengan konsep yang berbeda.
Dengan diadakannya festival tudung lingkup ini diharapkan dapat memberikan ingatan kembali kepada masyarakat Kota Jambi khususnya masyarakat Sebrang Kota Jambi dan memperkenalkan tradisi ini kepada kaum muda yang ada di Kota Jambi. (*)