Oleh: Arsyadul Anam
Setiap negara memiliki nilai-nilai dasar yang dijaga ketat dalam konstitusinya. Ini disebut sebagai klausul abadi. Di Indonesia, Pasal 37 ayat (5) UUD 1945 menegaskan bahwa bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak dapat diubah. Kalimat ini sederhana, tetapi sangat penting. Ia adalah pagar yang melindungi Indonesia dari perpecahan.
Mengapa Klausul Abadi Penting?
Untuk memahami klausul abadi, kita perlu melihat sejarah. Indonesia lahir sebagai negara kesatuan pada tahun 1945. Namun, setelah kemerdekaan, Belanda memaksa Indonesia menjadi negara federal bernama Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1949. Ternyata, federalisme justru menimbulkan konflik dan melemahkan persatuan.
Negara-negara bagian lebih fokus pada kepentingan lokal, sehingga persatuan nasional terancam. Akhirnya, RIS dibubarkan dan Indonesia kembali menjadi negara kesatuan. Pengalaman buruk dengan federalisme inilah yang membuat bentuk negara kesatuan menjadi klausul abadi dalam UUD 1945. Bagi Indonesia, kesatuan adalah harga mati.
Perbedaan Negara Kesatuan dan Federal
Dalam sistem federal, kekuasaan dibagi antara pemerintah pusat dan negara bagian. Namun, dalam negara kesatuan, hanya ada satu pemegang kekuasaan, yaitu pemerintah pusat. Daerah diberi otonomi, tetapi hanya sebatas pelimpahan kewenangan, bukan pembagian kekuasaan.
UUD 1945 dengan tegas menyatakan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan. Klausul abadi ini adalah kesepakatan politik tertinggi bahwa persatuan wilayah, bangsa, dan pemerintahan harus dijaga dalam satu wadah.
Konstitusi Modern dan Klausul Abadi
Konstitusi modern biasanya bersifat demokratis, melindungi hak asasi manusia, dan mudah beradaptasi dengan perubahan. Namun, klausul abadi adalah pengecualian. Ia dibuat kaku agar tidak bisa diubah. Apakah ini sesuai dengan semangat konstitusi modern?
Ya, sejauh menyangkut bentuk negara. Di Indonesia, fleksibilitas konstitusi ditujukan untuk hal-hal teknis, seperti pengaturan pemilu atau kewenangan lembaga negara. Namun, ada hal-hal yang tidak boleh diubah, yaitu bentuk negara kesatuan dan dasar negara Pancasila. Keduanya adalah fondasi bangsa.
Konsekuensi Klausul Abadi
1. Menutup Jalan Federalisme: Secara hukum, Indonesia tidak mungkin menjadi negara federal.
2. Otonomi Daerah dalam Kesatuan: Otonomi daerah yang diatur dalam undang-undang hanya merupakan pelimpahan kewenangan, bukan pembagian kekuasaan.
3. Legitimasi Melawan Separatisme: Negara memiliki dasar hukum yang kuat untuk menolak gerakan separatis yang ingin memisahkan diri.
Klausul Abadi Bukan Segalanya
Klausul abadi tidak boleh dibaca secara buta. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
– Bentuk negara kesatuan harus diisi dengan keadilan. Persatuan tidak akan berarti jika daerah merasa diabaikan dan pembangunan tidak merata.
– Konstitusi modern menuntut partisipasi rakyat. Klausul abadi tidak boleh digunakan untuk membungkam aspirasi daerah.
– Kita harus mengakui bahwa bentuk kesatuan sering dijadikan alasan untuk menolak tuntutan daerah, padahal masalah utamanya adalah kegagalan pemerintah pusat dalam mengelola keadilan.
Klausul abadi bentuk negara dalam UUD 1945 adalah pagar yang melindungi Indonesia dari perpecahan. Ia lahir dari pengalaman sejarah dan kebutuhan akan persatuan. Dari sudut pandang konstitusi modern, klausul ini diperlukan untuk menjaga fondasi negara.
Namun, bentuk negara yang abadi harus diiringi dengan keadilan sosial, pemerataan pembangunan, dan demokrasi yang hidup. Tanpa itu, klausul abadi hanya akan menjadi tulisan indah dalam konstitusi yang tidak berarti bagi rakyat.
“Bentuk negara boleh diabadikan dalam teks konstitusi, tapi keadilan dan kesejahteraan hanya bisa diabadikan lewat tindakan nyata.”
Semoga artikel ini lebih mudah dibaca dan dipahami! Jika ada bagian tertentu yang ingin Anda ubah atau sesuaikan, beri tahu saya.