KERINCI – Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Sakti Alam Kerinci menjadi sorotan publik setelah menggelar prosesi wisuda di GOR Kota Sungai Penuh pada Sabtu (17/5/2024). Biaya wisuda sebesar Rp3 juta per mahasiswa dinilai terlalu memberatkan, terutama bagi peserta dari keluarga ekonomi menengah ke bawah. Kegiatan wisuda yang hanya berlangsung di gedung olahraga tanpa fasilitas memadai semakin memperkeruh situasi.
Selain biaya wisuda, pelaksanaan wisuda juga disorot akibat pembatasan peliputan media. Beberapa media lokal mengaku tidak diundang dan tidak diberi akses untuk meliput acara secara resmi. Sikap bungkam Ketua STIE Sakti Alam Kerinci, Gampo Haryono, saat dikonfirmasi wartawan semakin memperkeruh situasi.
Rani, salah seorang wisudawati, mengungkapkan kekecewaannya atas biaya wisuda yang tinggi dan transparansi pelaksanaan yang minim. Ia menambahkan bahwa momen kelulusan seharusnya menjadi perayaan terbuka yang dapat dibagikan kepada masyarakat luas.
Kebijakan pungutan biaya wisuda sebesar Rp3 juta per mahasiswa juga dinilai bertentangan dengan regulasi yang berlaku. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 25 Tahun 2020, perguruan tinggi tidak diperbolehkan menarik pungutan tambahan di luar ketentuan resmi
Pihak kampus diminta untuk transparan dalam penyelenggaraan kegiatan akademik. Pembatasan peliputan media dan biaya wisuda yang tinggi dinilai tidak sesuai dengan prinsip pendidikan yang terbuka dan akuntabel.