Seberang Kota Jambi – Universitas Jambi (Unja) bersama Kementerian Agama (Kemenag) Kota Jambi dan Madrasah Nurul Iman mengambil langkah inovatif untuk melestarikan seni Islam. Tim PPM IPTEK prodi Pendidikan Bahasa Arab Unja menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Transformasi Kaligrafi Digital melalui Aplikasi Adobe Photoshop dalam Pelestarian Seni Islam” di Madrasah Nurul Iman Seberang Kota Jambi, (07/08/2025).
Kegiatan ini disambut antusias oleh para santri/santriwati dan guru Madrasah Nurul Iman yang bersemangat mempelajari cara menggabungkan keindahan seni kaligrafi dengan teknologi digital. Tujuannya adalah mengemas tradisi menulis kaligrafi dengan sentuhan modern agar lebih menarik bagi generasi masa kini.
Pelatihan ini tidak hanya mengajarkan teknik dasar menulis kaligrafi secara manual, tetapi juga cara memindahkannya ke media digital menggunakan perangkat lunak dasar seperti aplikasi Pixelab dan Ana Mukhtarif Al-khat melalui smartphone. Para peserta belajar secara bertahap, mulai dari memindai karya tulis, mengatur resolusi gambar, membersihkan garis harakat, hingga menambahkan warna dan efek artistik yang membuat kaligrafi tampil lebih hidup dan profesional.
Dr. Eva Iryani, ketua Tim PPM IPTEK, menjelaskan bahwa kaligrafi adalah bagian penting dari seni Islam. “Dengan memadukannya dengan teknologi digital, kami ingin anak-anak bisa berkarya lebih luas, bahkan hingga dipamerkan di media sosial, website, atau dicetak menjadi produk kreatif,” ujarnya. “Kegiatan pengabdian ini juga merupakan lanjutan dari pengabdian kaligrafi konvensional tahun lalu. Ini adalah cara menjaga warisan, sambil mempersiapkan mereka untuk dunia kerja berbasis digital.”
Kepala Yayasan Madrasah Nurul Iman menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas kerjasama ini. Menurutnya, kolaborasi antara universitas, pemerintah, dan sekolah adalah langkah strategis untuk menginspirasi santri agar mencintai seni Islam sekaligus menguasai teknologi informasi.
Melalui kegiatan ini, Unja dan Kemenag Kota Jambi menunjukkan bahwa pelestarian seni Islam tidak harus terpaku pada cara-cara lama, tetapi bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman. Tradisi dan inovasi berjalan seiring, membentuk generasi muda yang kreatif, religius, dan melek teknologi.