Siswi SMA Asal Kabupaten Tebo Suarakan Krisis Iklim di KTT Iklim PBB

Avatar

- Redaksi

Kamis, 21 November 2024 - 23:57

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Inspirasijambi.com – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) atau Conference of Parties (COP) UNFCCC ke 29 kembali digelar di Baku, Azerbaijan, Senin 11/11/2024 hingga Jum’at 22/11/2024. Diikuti oleh berbagai kalangan dari 197 negara, mulai dari tingkat kepala negara, para pelaku pengusaha, termasuk berbagai kelompok aktivis dari berbagai negara.

Tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, COP-29 kembali fokus pada pembahasan mengenai pengendalian dan penangan dampak perubahan iklim, termasuk soal pendanaan iklim, di tengah kondisi iklim dunia yang semakin sulit ditangani tanpa perubahan-perubahan mendasar.

Bagi Indonesia, kehadiran dalam COP-29 tentu menjadi agenda tahunan negara sangat penting. Namun di antara ribuan delegasi, dua perempuan muda asal Kabupaten Tebo, Jambi cukup menjadi sorotan. Mereka adalah Nasywa Adivia Wardana (17) dan Qurrota A’yun Nur Ramadhani (17), pelajar kelas XI dan kelas XII SMAN 2 Kabupaten Tebo. Mereka hadir difasilitasi oleh Global Alliance for Green and Gender Action (GAGGA), sebuah lembaga internasional yang berkedudukan di Belanda, karena mereka dinilai generasi muda yang mampu melakukan aktivitas berharga yang menjadi bagian dari upaya penanganan perubahan iklim.

Nasywa dan Ayun berkesempatan bicara, mewakili anak muda seusianya tentang situasi negerinya dan bahaya perubahan iklim yang mereka rasakan. Kepada seluruh delegasi, selain menyampaikan rasa bangga atas kehadirannya di Baku, mereka juga menyampaikan rasa cinta terhadap negerinya yang kaya, sekaligus rasa prihatin terhadap dampak perubahan iklim yang melanda.

BACA JUGA :  Tokoh Pemuda Desa Gemuruh Siap Menangkan UAS-KATAMSO di Pilkada Tanjab Barat

“Dalam waktu bersamaan, kami merasa kurang beruntung dan prihatin. Semakin dalam kami mengetahui apa itu krisis iklim, semakin kehilangan waktu untuk menikmati usia muda sebagaimana pemuda pada umunya,” kata A’yun dalam sebuah forum di Baku, 21/11/2024.

Mereka bicara dengan lugas dan tenang, bercerita di tengah forum, bahwa mereka melihat situasi begitu menyedihkan: jutaan pemuda seusia mereka belum memiliki pengetahuan yang benar dan cukup tentang bahaya perubahan iklim. Aktivitas diskusi, seni dan budaya, serta berbagai aktivitas yang menjelaskan tentang bahaya perubahan iklim masih sangat terbatas.

“Kepulauan Indonesia terlalu luas. Ancaman bencana akibat perubahan iklim begitu nyata dan jauh lebih cepat dibandingkan dengan jumlah pemuda yang berpengatahuan mengenai ini, menyadari bahaya dan apa yang bisa dilakukan,” sambung Ayun.

Nasywa dan Ayun bicara dalam forum yang sama. Nasywa mengaku bangga terlibat langsung waktu demi waktu dalam pembahasan ini, yang resolusinya ditunggu dan berpengaruh pada seluruh masyarakat dunia.

BACA JUGA :  Praktik Pungli di Koto Boyo Mencapai Satu Milyar

“Kami bangga menjadi bagian dari sejarah yang hanya segelintir pemuda seusia kami yang memiliki kesempatan ini,” kata Nasyawa.

Nasywa sendiri merupakan salah satu pemuda yang hadir dalam COP-28 di Dubai Tahun lalu. Ketika itu dia menyoroti tentang pengalaman masa kecilnya diselimuti bencana asap akibat bencana kebakaran hutan dan lahan, sebagai bagian dari akibat perubahan iklim.

“Indonesia ini negeri kepulauan terbesar. Salah satu negeri cantik berhutan tropis selain Brazil dan Republik Kongo, yang menyimpan keaneka ragaman hayati sangat kaya. Ini bukan kata kami. Tapi ini menurut riset, buku, artikel dan cerita perjalanan orang asing di masa lampau. Bahkan ada ungkapan bahwa Indonesia adalah potongan surga yang diturunkan ke bumi,” ungkap Nasywa.

Mereka menggunakan kesempatan itu untuk menyampaikan kecintaan pada negerinya, sekaligus kecamasan dan kemarahan ketika mengetahui sebab-sebab kerusakan iklim di Indonesia dan dunia.

“Kabut asap, misalnya, membuat kami terkurung di rumah dengan tabung oksigen. Anak-anak mencoret-coret kemarahan pada dinding, menulis puisi, bahkan ikut dalam aksi-aksi demonstrasi menuntut ruang isolasi. Bahkan kabut asap pula yang membentuk kami menjadi aktivis, mencermati lahan, sungai, rawa, tanah gambut yang mengering akibat hutan dihabisi oleh perusahaan-perusahaan besar kelapa sawit,” tegas Nasywa.

BACA JUGA :  Wabup Bakhtiar Lepas Ratusan Ofroader TAMBAT FTA Reborn Ke-5

Pada bagian akhir kesempatan itu, mereka tak lupa menegaskan bahwa pemuda seusia mereka bukanlah perusak alam dan membuat buruk situasi masyarakat. Mereka adalah korban dari kebijakan-kebijakan yang dikendalikan oleh generasi sebelumnya.

“kebangkitan generasi bersih adalah kebangkitan para korban yang berhak berjuang untuk meraih penyelesaian krisis iklim dengan segera. Pemuda harus menjadi kekuatan penting dalam mengubah situasi ini,” tegas Ayun.

Mereka mengakhiri kesempatan tersebut dengan ungkapan yang membakar semangat dan menginspirasi bagi delegasi lainnya. Kata mereka, alam dan masyarakat Indonesia pasti akan rusak berkelanjutan tanpa perjuangan sungguh-sungguh pemuda, termasuk pemuda perempuan dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Pemuda lah yang akan mengendalikan penyelesaiannya di kemudian hari.

Tantangannya, kata Ayun, generasi mereka sebagian besar tidak pernah tahu hutan tropis yang dulu lebat, sungai Batang Hari yang jernih, gambut dan rawa sebelum dirusak, selain dari cerita dan buku-buku.

“Kami generasi yang lahir dari alam Indonesia yang telah rusak. Kami butuh sekolah krisis iklim yang relevan, serta dukungan solidaritas nasional dan internasional yang intens dan berkelanjutan,” tutup Ayun.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Wabub Katamso Sambangi BPJN Jambi, Dorong Akselerasi Perbaikan Infrastruktur di Tanjab Barat
Kodim 0417/Kerinci Gelar Penanaman Padi Serentak
PLN UP3 Jambi dan PLN ULP Kuala Tungkal Gelar Edukasi Bahaya Sentuhan Listrik di Desa Kemuning
Pemkot Sungai Penuh Kerahkan Segala Daya Untuk Pencarian Wira
Tiang Listrik PLN Patah di Hantam Truk, Beberapa Desa Wilayah Batang Asam Terdampak Padam Listrik
Kangkangi Aturan! Penjualan LKS di SDN 136/ll Sumber Harapan Rugikan Wali Murid, Kepsek Sebut Banyak Sekolah di Pelepat Ilir Lakukan Hal Serupa
Bupati Tanjab Barat Lepas Keberangkatan Kapal Sarotama P. 112 Untuk Mudik Balik Gratis
Wabub Hadiri Rakorcab Dan Halal Bihalal DPC PKB Tanjab Barat
Berita ini 134 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 20 April 2025 - 16:39

Pemkot Sungai Penuh Kerahkan Segala Daya Untuk Pencarian Wira

Jumat, 18 April 2025 - 16:35

Kangkangi Aturan! Penjualan LKS di SDN 136/ll Sumber Harapan Rugikan Wali Murid, Kepsek Sebut Banyak Sekolah di Pelepat Ilir Lakukan Hal Serupa

Jumat, 11 April 2025 - 14:04

PLN ULP Kuala Tungkal Lakukan Pekerjaan Pengamanan Jaringan HAR dan ROW Jaringan Untuk Meningkatkan Kualitas Listrik

Kamis, 10 April 2025 - 11:33

Jembatan di Lubuk Bernai Tanjung Jabung Barat Mengancam Keselamatan Warga

Rabu, 9 April 2025 - 23:53

Jaringan Rokok Ilegal Terungkap di Kabupaten Solok, Diduga Beroperasi Tanpa Hambatan

Jumat, 28 Maret 2025 - 21:50

Warga Desak Kapolres Kampar Tindak Tegas Judi Sabung Ayam di Perhentian Raja

Sabtu, 22 Maret 2025 - 16:49

Akses Jalan SMK N 3 Tanjung Jabung Barat Mirip Kolam Pemancingan, Wakil Rakyat dan Pemda Dituding Abaikan Keluhan Masyarakat

Jumat, 21 Maret 2025 - 19:48

Tiga Orang Pelaku Penambangan Minyak Ilegal Dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Muara Bulian

Berita Terbaru

Berita

Kodim 0417/Kerinci Gelar Penanaman Padi Serentak

Selasa, 22 Apr 2025 - 16:41

Advertorial

Bupati MFA Hadiri Penanaman Padi Serentak di Desa Senaning

Selasa, 22 Apr 2025 - 14:43

Breaking News

Pemkot Sungai Penuh Kerahkan Segala Daya Untuk Pencarian Wira

Minggu, 20 Apr 2025 - 16:39