9 Pejabat Utama Polres Batanghari Lakukan Serah Terima Jabatan Kapolda Jambi Pimpin Upacara Hut ke 42 Satuan Pengamanan LSM GPKJ Laporkan Dugaan Mark Up Anggaran HUT Batanghari  Heri Fitriansyah : 21 Usulan Masyarakat Parit Culum 1 Akan Dibawa ke Musrenbang Tingkat Kecamatan Diduga Penggunaan Anggaran Dana Desa di Renah Mendaluh Tidak Ada Pengawasan

Home / Berita

Jumat, 9 September 2022 - 15:58 WIB

Rudi Ketua IWO Batanghari: Gotong Royong Merupakan Warisan Leluhur

BATANGHARI – Gotong Royong merupakan salah satu Budaya yang sejak dulu dikenal masyarakat sebagai sarana untuk kerjasama dan bahu membahu dalam menyelesaikan suatu kepentingan bersama yang didasarkan pada solidaritas Sosial dalam suatu wilayah dan merupakan kearifan dalam suatu Daerah.

Contohnya, dalam suatu Desa ataupun pemukiman di Daerah perkotaan, waga bersama – sama membersihkan saluran air atau Got.

Dikabupaten Batanghari sendiri, Gotong Royong di era sekarang ini sudah mulai terlupakan, salah satu penyebabnya kesibukan individu masing – masing dalam kesehariannya.

Ditambah lagi modernisasi telah mengubah pola Fikir masyarakat, banyak berpendapat bahwa modernisasi di Zaman sekarang ini adalah suatu tradisi.

Budaya Gotong Royong merupakan salah satu warisan yang tidak sama dengan budaya lainya, karena gotong royong bukanlah salah satu warisan suatu benda.

Lain halnya dengan warisan Budaya lainya seperti Tarian serta berbagai prilaku terstruktur lainya. Gotong Royong bukan merupakan suatu benda atau intangible dapat dipegang dan diraba yang mempunyai kepadatan tapi melahirkan rasa kebersamaan dan dapat dikatakan salah satu ajang silaturahmi.

Padahal Gotong Royong merupakan kekutan besar masyarakat untuk membangun sesuatu di era modern seperti sekarang ini, tapi malah sebaliknya di era modrn seperti sekarang ini budaya gotong royong sudah mulai pudar, sebab modernsasi telah mengubah kahidupan dunia dan modernsasi melahirkan bentuk kehidupan yang sangat Kompleks.

BACA JUGA  Tak Tanggung-tanggung! DPD Pekat IB Tebo Laporkan 7 Kontraktor

Padahal dalam membentuk dan membangun karakter suatu Daerah kita perlu meningkatkan dan menyadari adanya nilai – nilai kearifan lokal, Siapa lagi kalau bukan Kita.

Diera modern seperti saat ini masih banyak juga masyarakat bergotong royong dikota maupun di Desa. Contoh kegiatan membersihkan masjid di hari jum’at untuk memnyambut hari – hari besar Agama Islam.

Masih banyak juga Tradisi Gotong Royong yang mereka lakukan, saat salah satu keluarga, kerabat atau warga sekitar yang mengalami kedukaan, kegiatan tersebut dinamakan Hileiya yakni dengan memberikan sejumlah uang melalui ibu PKK yang dikumpulkan untuk diberikan kepada keluarga yang sedang berduka.

Perlu kita sadari dalam membangun suatu Daerah bukan hanya mengandalkan dana APBD dari pemerintah saja, tapi juga didasari dengan unsur – unsur nilai gotong royong yang tinggi.

BACA JUGA  Maya Muizatil Ketua KOPRI PB PMII Tiba di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah

Contoh kecil, masih banyak area belakang perkantoran di Kabupaten Batanghari terlihat sampah berserakan banyaknya gulma liar tumbuh di arae tersebut. Bukankah Program tersurat dalam Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati salah satunya adalah Gotong Royong.

Secara tidak langsung Bupati dan Wakil Bupati Batanghari yang sekarang ini mempunyai niat dalam membangkitkan nilai – nilai Gotong Royong, yang dapat kita ketahui sekarang ini nilai – nilai gotong royong mulai semakin memudar dikalahkan dengan perkembangan Zaman yang semakin modrn.

Misalnya, Salah satu Kantor Dinas, dihari jum’at menggelar Gotong Royong membersihkan area perkantoran membersikan sampah dan gulma di area perkantoran mereka. Dan itu sudah menggambarkan suatu unsur Gotong Royong atau kebersamaan.

Bukan hanya diperkantoran saja ditingkat kelurahan dan Desa melalui RT/RW juga bisa melakukan hal yang serupa, semisal bergotong royong membersikan Tempat Ibadah, jalan, got dan lainya maka tradisi Gotong royong bakal sulit dikalahkan dengan era modern sekarang ini.

Jika ada yang bertanya, Lantas siapa yang layak menjadi pelaku Tradisi Gotong Royong..??

BACA JUGA  2 Gudang Tempat Timbunan BBM Ilegal di Pijoan di Police Line

Ya Kita sendiri yang membagkitkan. Dimulai dari diri sendiri, kita sendiri harus mempunyai kesadaran yang tinggi untuk menciptakan nilai – nilai kebersamaan dalam bentuk tradisi Gotong Royong baik simiskin ataupun sikaya.

Timbul persoalan sikaya tidak ada waktu untuk bergotong royong karena kesibukanya sehari – hari dalam mengurus usahanya dan itu bukan satu penghalang karena Tradisi Gotong Royong tidak mempunyai aturan yang bersifat baku.

Tradisi Gotong Royong tidak bisa dinilai dengan uang ataupun tenaga tapi kesadaran tinggi dan toleransilah yang tumbuh dari hati kita.

Miasal ada alasan, sikaya sibuk tidak bisa hadir menyumbangkan tenaganya tapi dengan didasari toleransi tinggi bisa saja memberikan seperti material yang dibutuhkan atau memberikan sejenis makanan dan minuman untuk pelaku Gotong Royong.

Begitu juga simiskin tidak mampu memberikan sumbangan seperti sikaya tapi harus juga mempunyai kesadaran yang tinggi dan mampu menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan bersama.

Siapa saja wajib membangkitkan tradisi Gotong Royong yang merupakan salah satu warisan leluhur kita yang hampir pudar ditelan masa.

Oleh : Rudi Siswanto

Share :

Baca Juga

Berita

Tambat Batanghari Ikut Sukseskan TMMD ke 115 Kodim 0415 Jambi

Berita

Tambat Gelar Trail Adventure Bersama Warga Sungai Rengas, Ini Jadwalnya

Berita

Pernyataan Oknum Dishub Batanghari Membuat Para Insan Pers Geram

Berita

DPD LAI BPAN Jambi Surati Balai Pengairan Sumatra 6 dan DPRD Provinsi Jambi

Berita

Terciduk! Aksi Jual-Beli Minyak Dexlite Gunakan Puluhan Drum di SPBU Tebo Ilir

Berita

BNNP Jambi Lakukan Pemusnahan Narkotika Jenis Sabu dan Ganja

Berita

Tim Pro-Ide HIMIP Unja berikan pelatihan Hidroponik sederhana kepada ibu-ibu PKK dan Pemudi Desa Kunangan

Berita

11 Rumah Di Desa Pematang Pauh, Tungkal Ulu Di Hantam Puting Beliung, Termasuk Rumah Kades.