Koperasi Sehati Makmur Abadi Sungai Rengas Diduga Berkedok Rentenir Dandim 0415/Jambi sambut Tim The Rising Tide-A Resonance 2023 ke Titik Finish di Wilayah Kodim 0415/Jambi Tolak Relokasi Rempang Batam, Aliansi Bangsa Bersatu Melayu Tanjabtim Gelar Aksi Solidaritas Ikut Meramaikan Open Turnamen Badminton, PB Arvi Turunkan Atlet Legend HUT Ke-3, Media Deteksijambi Adakan Turnamen Bola Voli

Home / Berita

Kamis, 10 November 2022 - 15:44 WIB

Dampak Perang Rusia dan Ukraina Terhadap Pertahanan di Indonesia

Oleh: Retno Putri Ramadhani Ilmu Politik Universitas Jambi

Berikut Tiga dampak perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia. Pertama, Kenaikan Harga Komoditas Energi, yang mana rusia menjadi salah satu negara produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia, produsen batu bara terbesar ketiga di dunia, produsen Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair terbesar ketujuh di dunia. Namun, kini Rusia sedang mendisrupsi sementara rantai pasok energi dunia.

Kenaikan harga paling tinggi pada komoditas energi, terjadi pada harga minyak terhitung mencapai USD100 per barelnya, dari sebelumnya sekitar USD60-65. Hal itu pun memicu kenaikan harga pada komoditas lain, seperti nikel dan Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit.

BACA JUGA  Apel Puncak Peringatan Hari Pramuka Ke 62 Tingkat Kwarda Jambi, Bupati MFA Terima Penghargaan

Kedua, Kenaikan Harga Komoditas Pangan. Rusia menjadi salah satu produsen gandum terbesar nomor satu di dunia, oleh karena itu Indonesia sangat terdampak, sebab masyarakat Indonesia gemar memakan mie berbahan gandum. Namun sayang, produksi gandum dalam negeri belum memenuhi kebutuhan, sehingga Indonesia perlu mengimpor gandum dari Rusia.

BACA JUGA  Gudang Minyak di Kota Jambi Terbakar

Rantai distribusi pangan, mekanisme harga, transparansi pasar, tingkat dependensi global di sektor perdagangan, serta pasokan dan pengembangan teknologi pertanian pun perlu dicermati.

Ketiga, Inflasi yang mana Dampak langsung dari terjadinya inflasi adalah melemahnya nominal rupiah. Sebagai salah satu upaya menahan kenaikan inflasi, bank sentral di berbagai negara terpaksa menaikkan suku bunga acuan agar tingkat harga dapat lebih terkendali. Hal tersebut pun terjadi pada Bank of England (BoE), yang telah menaikkan suku bunga acuannya secara agresif sebanyak tiga kali sejak desember 2021.

BACA JUGA  SMA Negeri 7 Batang Hari Gelar Jalan Sehat Menuju Generasi Sehat.

Perekonomian Indonesia pun terancam stagflasi, yakni suatu kondisi ketika tingkat pertumbuhan ekonomi melambat, namun tingkat pengangguran dan inflasi meninggi secara bersamaan. Fenomena tersebut tidak wajar dan kontras terhadap resesi.

Indonesia perlu waspada terhadap segala bentuk perubahan global yang terjadi akibat struktur keamanan regional yang berubah karena benturan kepentingan antar negara, serta perebutan akses energi. Sebab, dampak-dampak yang sudah terasa ini belum diketahui kapan berakhirnya. (*)

Share :

Baca Juga

Berita

22 Mahasiswa UNJA Ikut Menyukseskan Program TMMD ke – 115 di Kembang Seri Baru

Berita

Upaya Penanganan Serangan Cyber Nasional Menuju KTT G20

Berita

Pelangsir Masih Merajalela di Tebo, Diduga Pihak SPBU Tutup Mata

Berita

Jumat Curhat! Tanggapi Keluh kesah Aldi, Polsek Sampaikan Hal Ini

Berita

Debit Air Sungai Meluap. Babinsa Koramil 416-03 Sungai Bengkal Siap Tanggap Monitoring Wilayah.

Berita

Teng! Ferdy Sambo Batal Dihukum Mati

Berita

Polri Siapkan Rekayasa Lalin dan Pengamanan Jalur Delegasi KTT ASEAN

Berita

Warga Berang, Galian Lubang Jalan Lintas di Tebo Ilir Dinilai Berbahaya