Bupati Batanghari Ambil Sumpah 846 Orang Tenaga PPPK Formasi Tahun 2023 1 Tahun Tak Berfungsi, Pengurus Pamsimas Tanjung Pasir Bantah Abaikan Kerusakan Mesin Pompa Lapor Pak Kapolri! Ilegal Drilling di Senami Batanghari Jambi Terus Beraktivitas Kepergok Maling Sawit, Pelaku Bacok Pemilik Kebun di Tanjung Putra Wabup Bakhtiar Hadiri Rapat Paripurna DPRD Penyampaian Rekomendasi LKPJ 2023

Home / Berita

Kamis, 10 November 2022 - 15:44 WIB

Dampak Perang Rusia dan Ukraina Terhadap Pertahanan di Indonesia

Oleh: Retno Putri Ramadhani Ilmu Politik Universitas Jambi

Berikut Tiga dampak perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia. Pertama, Kenaikan Harga Komoditas Energi, yang mana rusia menjadi salah satu negara produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia, produsen batu bara terbesar ketiga di dunia, produsen Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair terbesar ketujuh di dunia. Namun, kini Rusia sedang mendisrupsi sementara rantai pasok energi dunia.

Kenaikan harga paling tinggi pada komoditas energi, terjadi pada harga minyak terhitung mencapai USD100 per barelnya, dari sebelumnya sekitar USD60-65. Hal itu pun memicu kenaikan harga pada komoditas lain, seperti nikel dan Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit.

BACA JUGA  Gagal Nyalip, Akhirnya Avanza dan Truk Fuso Terlibat Kecelakaan di Mersam Batanghari

Kedua, Kenaikan Harga Komoditas Pangan. Rusia menjadi salah satu produsen gandum terbesar nomor satu di dunia, oleh karena itu Indonesia sangat terdampak, sebab masyarakat Indonesia gemar memakan mie berbahan gandum. Namun sayang, produksi gandum dalam negeri belum memenuhi kebutuhan, sehingga Indonesia perlu mengimpor gandum dari Rusia.

BACA JUGA  Resahkan Warga, Satreskrim Polresta Jambi Berhasil Amankan 11 Pelaku Geng Motor

Rantai distribusi pangan, mekanisme harga, transparansi pasar, tingkat dependensi global di sektor perdagangan, serta pasokan dan pengembangan teknologi pertanian pun perlu dicermati.

Ketiga, Inflasi yang mana Dampak langsung dari terjadinya inflasi adalah melemahnya nominal rupiah. Sebagai salah satu upaya menahan kenaikan inflasi, bank sentral di berbagai negara terpaksa menaikkan suku bunga acuan agar tingkat harga dapat lebih terkendali. Hal tersebut pun terjadi pada Bank of England (BoE), yang telah menaikkan suku bunga acuannya secara agresif sebanyak tiga kali sejak desember 2021.

BACA JUGA  HUT Lantas ke 67, Ratusan Paket Sembako Dibagikan Ditlantas Polda Jambi ke Masyarakat

Perekonomian Indonesia pun terancam stagflasi, yakni suatu kondisi ketika tingkat pertumbuhan ekonomi melambat, namun tingkat pengangguran dan inflasi meninggi secara bersamaan. Fenomena tersebut tidak wajar dan kontras terhadap resesi.

Indonesia perlu waspada terhadap segala bentuk perubahan global yang terjadi akibat struktur keamanan regional yang berubah karena benturan kepentingan antar negara, serta perebutan akses energi. Sebab, dampak-dampak yang sudah terasa ini belum diketahui kapan berakhirnya. (*)

Share :

Baca Juga

Berita

Walikota Sungai Penuh Resmi Buka Pasar Ramadhan Dan Pasar Mambo

Berita

Hadiri Rakorwil DPW PKB Jambi, Hanif Diakhiri Wakil Ketua Umum DPP PKB Sebut Anak muda Berperan Penting dalam Peta Politik Mendatang

Berita

Bupati Tanjab Barat Hadiri Pengarahan Umum Kepala Perwakilan BPK Provinsi Jambi

Batanghari

Dinas PDK Batanghari Tutup Mata, Pelaku Penggelapan Aset Sekolah Kembali Jadi Kepala Sekolah

Berita

Sampaikan tiga tuntutan mengenai Kebijakan Batu bara, PMII Unja gelar Mimbar bebas di depan Kantor Gubernur Jambi

Batanghari

SPBU Simpang Sungai Rengas Terpantau Bebas Langsir BBM Subsidi

Batanghari

Memasuki Hari Ke-8, Pleno di Kecamatan Marosebo Ulu Berjalan Kondusif

Batanghari

Berasal dari Keluarga Sederhana, Caleg Irwanto Ingin Berbuat Lebih Kepada Masyarakat