9 Pejabat Utama Polres Batanghari Lakukan Serah Terima Jabatan Kapolda Jambi Pimpin Upacara Hut ke 42 Satuan Pengamanan LSM GPKJ Laporkan Dugaan Mark Up Anggaran HUT Batanghari  Heri Fitriansyah : 21 Usulan Masyarakat Parit Culum 1 Akan Dibawa ke Musrenbang Tingkat Kecamatan Diduga Penggunaan Anggaran Dana Desa di Renah Mendaluh Tidak Ada Pengawasan

Home / Berita

Kamis, 10 November 2022 - 15:44 WIB

Dampak Perang Rusia dan Ukraina Terhadap Pertahanan di Indonesia

Oleh: Retno Putri Ramadhani Ilmu Politik Universitas Jambi

Berikut Tiga dampak perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia. Pertama, Kenaikan Harga Komoditas Energi, yang mana rusia menjadi salah satu negara produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia, produsen batu bara terbesar ketiga di dunia, produsen Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair terbesar ketujuh di dunia. Namun, kini Rusia sedang mendisrupsi sementara rantai pasok energi dunia.

Kenaikan harga paling tinggi pada komoditas energi, terjadi pada harga minyak terhitung mencapai USD100 per barelnya, dari sebelumnya sekitar USD60-65. Hal itu pun memicu kenaikan harga pada komoditas lain, seperti nikel dan Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit.

BACA JUGA  Ikut Festival Batanghari Dangdut, Suara Merdu Dhea Partiwi Dikagumi

Kedua, Kenaikan Harga Komoditas Pangan. Rusia menjadi salah satu produsen gandum terbesar nomor satu di dunia, oleh karena itu Indonesia sangat terdampak, sebab masyarakat Indonesia gemar memakan mie berbahan gandum. Namun sayang, produksi gandum dalam negeri belum memenuhi kebutuhan, sehingga Indonesia perlu mengimpor gandum dari Rusia.

BACA JUGA  Warga Batanghari di Gegerkan Penemuan Mayat di Dalam Truk Batubara

Rantai distribusi pangan, mekanisme harga, transparansi pasar, tingkat dependensi global di sektor perdagangan, serta pasokan dan pengembangan teknologi pertanian pun perlu dicermati.

Ketiga, Inflasi yang mana Dampak langsung dari terjadinya inflasi adalah melemahnya nominal rupiah. Sebagai salah satu upaya menahan kenaikan inflasi, bank sentral di berbagai negara terpaksa menaikkan suku bunga acuan agar tingkat harga dapat lebih terkendali. Hal tersebut pun terjadi pada Bank of England (BoE), yang telah menaikkan suku bunga acuannya secara agresif sebanyak tiga kali sejak desember 2021.

BACA JUGA  44 Pejabat Dilantik Bupati Batanghari, Berikut Nama-namanya

Perekonomian Indonesia pun terancam stagflasi, yakni suatu kondisi ketika tingkat pertumbuhan ekonomi melambat, namun tingkat pengangguran dan inflasi meninggi secara bersamaan. Fenomena tersebut tidak wajar dan kontras terhadap resesi.

Indonesia perlu waspada terhadap segala bentuk perubahan global yang terjadi akibat struktur keamanan regional yang berubah karena benturan kepentingan antar negara, serta perebutan akses energi. Sebab, dampak-dampak yang sudah terasa ini belum diketahui kapan berakhirnya. (*)

Share :

Baca Juga

Berita

Hasil Uji Laboratorium, PT APL Terbukti Melakukan Pencemaran Limbah ke Sungai Batanghari 

Berita

22 Mahasiswa UNJA Ikut Menyukseskan Program TMMD ke – 115 di Kembang Seri Baru

Berita

Kinerja Polisi Dalam Mewujudkan Keamanan Dalam Pandangan Mahasiswa Jambi

Berita

Disinyalir PT APL Sengaja Buang Limbah Cair Melalui Parit ke Sungai Batanghari

Berita

7 Tersangka Korupsi Pembangunan Puskesmas Bungku Ditetapkan, Termasuk Kadinkes Batanghari

Berita

Sampaikan tiga tuntutan mengenai Kebijakan Batu bara, PMII Unja gelar Mimbar bebas di depan Kantor Gubernur Jambi

Berita

Di Duga Kuat Truk Batu Bara Dapat Pelayanan Spesial Dari SPBU Selensen

Berita

Penyelesaian Sengketa Bisnis Ekspor Udang Indonesia dan Amerika Serikat Dalam Prespektif Hukum Perdagangan Internasional